Panduan Penulisan Soal Jenjang SD, SMP, MTs, SMA, dan SMK Edisi Terbaru
Dalam kaidahnya dalam menyusun soal pada jenjang SD, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK banyak terdapat kesamaan, namun perlu diperhatikan bahwa materi yang kami bagikan ini tidak serta merta hanya dipelajari oleh guru di masing-masing jenjang sekolah.
Panduan Penulisan Soal Jenjang SD, SMP, MTs, SMA, dan SMK Edisi Terbaru |
Diperlukan membaca artikel ini sampai dengan selesai apabila bermaksud memahami dengan benar bagaimana cara menyusun soal yang baik dan benar.
Begini penjelasan yang kami kutip dari salah satu Panduan Penulisan Soal Jenjang SD, SMP, MTs, SMA, dan SMK Edisi Terbaru.
Bahwa ....
Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik merupakan salah satu kegiatan rutin dalam dunia pendidikan. Penilaian hasil belajar dilakukan antara lain untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan peserta didik, memonitor perkembangan belajar peserta didik, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai peserta didik dan menentukan efektivitas pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan tersebut dapat digunakan berbagai bentuk dan instrumen penilaian. Namun tes tertulis sampai saat ini masih merupakan instrumen yang dominan digunakan dalam menilai hasil belajar peserta didik.
Baca juga: Aplikasi cetak Raport SD
Tes tertulis secara umum dapat dibedakan menjadi tes dengan pilihan jawaban (non-constructed response test), peserta didik hanya memilih dari jawaban yang disediakan, dan tes tanpa pilihan jawaban (constructed response test), peserta didik harus mengkonstruksikan jawabannya. Tes dengan pilihan jawaban sering dikritik karena dipandang tidak dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill). Hal ini tidaklah benar, soal tes dengan pilihan jawaban dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, hanya penyusunannya memang tidak mudah. Di sisi lain tes tanpa pilihan jawaban (constructed response test) yang sering dipandang sesuai untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, bila tidak disusun dengan cermat bisa jadi hanya mengukur berpikir tingkat rendah. Kedua bentuk tes tersebut potensial untuk mengukur berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi, tergantung kejelian dalam penulisan soal.
Oleh karena penulisan soal merupakan proses penentu kualitas tes maka penulisan soal perlu dilakukan secara sungguh-sungguh. Buku panduan penulisan soal ini merupakan upaya untuk membantu penulis soal menghasilkan soal yang berkualitas, termasuk soal yang mengukur berpikir tingkat tinggi. Kaedah penulisan soal, contoh-contoh yang diberikan diharapkan dapat memberikan ilustrasi bagaimana kedua bentuk tes baik tes dengan pilihan dan tes tanpa pilihan tersebut dapat digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik dan memberi informasi yang valid.
Perlu disampaikan bahwa fokus panduan ini ialah penulisan soal tes tertulis khususnya tes berbentuk pilihan ganda dan tes uraian. Oleh karena itu bentuk penilaian lain seperti portofolio, tes lisan, projek tidak dibahas, namun bukan berarti bentuk penilaian tersebut tidak penting.
Yang sering dilakukan oleh guru saat ini saat menyusun soal tes prestasi belajar atau tes prestasi akademik memakai dalam tes bentuk soal Pilihan Ganda (PG) karena tes Pilihan Ganda dinilai sebagai sebuah tes objektif yang paling efisien dipakai dengan jumlah peserta didik yang besar. Oleh sebab itulah, tes menggunakan Pilihan Ganda paling banyak digunakan oleh guru bahkan sekolah sekalipun dalam proses evaluasi belajar, terutama ketika Ujian Semester. Bahkan dalam Ujian Nasional, soal yang digunakan juga Pilihan Ganda.
Untuk menjamin kualitas soal tes yang berkualitas dan terstandar dengan baik, pengembangan tes harus melalui beberapa tahap dalam melakukan penyusunan soal.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan penyusunan tes/soal terstandar adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan kisi-kisi
Kisi-kisi digunakan sebagai pedoman bagi penulis soal agar diperoleh soal yang sesuai dengan tujuan.
2. Penulisan soal
Soal ditulis oleh beberapa penulis soal berdasarkan kisi-kisi. Soal-soal yang dihasilkan merupakan soal-soal mentah.
3. Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)
Review adalah menelaah soal mentah secara kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik langsung diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis.
4. Perakitan soal
Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk diujicobakan. Pada saat perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah memiliki karakteristik soal.
5. Ujicoba soal
Paket-paket soal diujicobakan kepada peserta didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada peserta didik kelas VIII di akhir tahun pelajaran atau kepada peserta didik kelas IX di awal tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seolah-olah ujian yang sebenarnya walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat adalah kualitas soalnya bukan kompetensi peserta didik. Ujicoba soal digunakan untuk mengumpulkan data empirik tentang soal berupa jawaban-jawaban peserta didik terhadap soal.
6. Analisis kuantitatif
Data empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan program analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis secara klasik menggunakan iteman. Hasil iteman meliputi daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis menggunakan teori tes modern (Item Response Theory). Program yang dapat digunakan antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan menggunakan analisis teori tes modern dapat diperoleh informasi kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.
7. Seleksi soal
Berdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik adalah soal yang memiliki daya beda tinggi, ditunjukkan dengan korelasi point biserial di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang baik adalah soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik fit, seperti infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.
Untuk mendapatkan materi Panduan Penulisan Soal Jenjang SD, SMP, MTs, SMA, dan SMK Edisi Terbaru silahkan download di bawah ini.
- Buku Pedoman Penulisan Soal SD.docx
- Buku Pedoman Penulisan Soal SD.pdf
- Buku Pedoman Penulisan Soal SMP, MTs.docx
- Buku Pedoman Penulisan Soal SMP, MTs.pdf
- Pedoman Penulisan Soal SMA MA SMK MAK.doc
- Pedoman Penulisan Soal SMA MA SMK MAK.pdf
Demikian ulasan singkat materi semoga Panduan Penulisan Soal Jenjang SD, SMP, MTs, SMA, dan SMK Edisi Terbaru bermanfaat.